Rabu, 23 September 2009

Pentingnya Sikap Tubuh dalam Membaca

Membaca cepat tidak hanya terkait dengan teknik mengenali kata ataupun menghilangkan kebiasaan buruk yang menghambat. Salah satu aspek yang sering dilupakan adalah sikap atau postur tubuh ketika membaca.

Coba perhatikan berapa banyak orang membaca sambil tiduran, membaca sambil duduk di kursi malas, membaca terlalu dekat maupun posisi yang tidak tepat lainnya. Cara-cara seperti ini menghambat kemampuan membaca cukup signifikan dan perlu diperbaiki jika ingin menjadi pembaca yang lebih baik.

Membaca sambil tiduran dengan sebuah tangan memegang buku dan tangan satunya sebagai alas kepala akan membuat cepat lelah dan kesemutan. Selain itu posisi ini dalam jangka panjang membuat mata rusak dan membuat proses membaca tidak efektif. Membaca sambil duduk santai di kursi malas atau sofa yang terlalu nyaman membuat tubuh dalam kondisi rileks berlebihan sehingga cenderung malas. Biasanya kecepatan baca juga akan cenderung melambat.

Lantas posisi seperti apa yang terbaik ketika membaca?

1. Rileks namun siaga

Tubuh yang rileks membantu penyerapan informasi yang lebih baik. Disamping itu sekaligus meningkatkan konsentrasi dan kecepatan. Carilah tempat duduk yang nyaman, punggung tegak, dan leher dalam kondisi rileks. Hindari kursi yang terlalu santai dan miring ke belakang karena cenderung merangsang tubuh menjadi malas dan mengirim sinyal untuk membaca dengan santai. Jika Anda memiliki meja kerja sendiri, tempatkan buku di atasnya persis seperti ketika membaca di perpustakaan. Cara ini akan meringankan beban tangan dalam membolak-balik halaman terlebih untuk buku yang tebal dan berat.

2. Jarak antara mata dan tulisan

Membaca akan menjadi lambat ketika mata sudah mulai lelah. Jika itu terjadi, cobalah keluar ruangan sebentar dan pandanglah langit, gunung, bangunan atau benda apapun yang terjauh yang dapat Anda lihat. Tutup mata Anda, tarik nafas dalam-dalam dan keluarkan sambil merasakan kehangatan dan kenyamanan yang menjalari tubuh.

Lakukan hal yang sering diajarkan oleh para guru dan orangtua kita, jaga jarak yang baik antara mata dan tulisan. Jangan terlalu dekat dan jangan terlalu jauh. Jarak yang terlalu dekat akan mengurangi bidang pandang dan membuat mata bekerja lebih keras. Sedangkan jarak yang terlalu jauh membuat tulisan kurang jelas dan terlihat kabur. Jarak ideal sekitar 30 cm kecuali jika mata Anda membutuhkan jarak pandang ideal yang berbeda karena satu dan lain hal.

3. Hindari gerakan tubuh yang tidak perlu

Pernahkah Anda menyadari seseorang mengetuk-ngetukkan kaki ke lantai sambil membaca? Orang yang lain mungkin menepuk-nepuk pulpen ke pipi. Gerakan tersebut merupakan respon alami tubuh ketika sedang berpikir, menganalisa, gelisah, atau tidak yakin akan sesuatu. Di sisi lain gerakan tersebut juga mengambil energi yang sebenarnya bisa difokuskan untuk kegiatan membaca itu sendiri. Sadarilah gerakan-gerakan tersebut dan hindari gerakan yang tidak perlu.

4. Kerjasama dua tangan

Ketika kecepatan baca mulai meningkat, kecepatan dan kerjasama kedua tangan dalam memegang buku, mengarahkan mata untuk membaca tulisan, dan membolak-balik halaman menjadi penting. Teknik menggunakan kedua tangan ini Insya Allah akan saya posting dalam kesempatan berikutnya.

Secara sederhana, gunakan tangan kiri untuk membuka atau menekuk buku sehingga terbuka lebar dan mudah dibaca. Sedangkan tangan kanan berguna untuk menunjuk teks (pacing) untuk mengajak mata bergerak lebih cepat. Ketika hampir menjelang akhir halaman, tangan kanan bersiap membalik ke halaman berikutnya dan langsung membaca tanpa menghabiskan banyak waktu karena setiap detik berharga.

Jangan remehkan posisi tubuh dalam membaca. Sikap tubuh akan menentukan apakah Anda membaca dengan cepat dan efektif atau sebaliknya membuat Anda membaca dengan lambat dan kurang bersemangat.

Anda punya pendapat lain? Silakan sampaikan pandangan Anda di kolom komentar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar